Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan sebagian ibadah sebagai perkara yang wajib yang tidak boleh dikurangi & ditinggalkan. Sebagian lainnya adalah nafilah/sunnah, sebagai penyempurna dari yang wajib & penambah kedekatan dengan Allah subhanahu wa ta'ala.
Puasa merupakan bagian dari ibadah-ibadah tersebut. Ibadah puasa ada yang wajib & ada pula yang sunnah. Berikut puasa-puasa sunnah dalam setahun:
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal
Beberapa hal yang terkait dengan Puasa Sunnah
Sebuah Riset...
Puasa merupakan bagian dari ibadah-ibadah tersebut. Ibadah puasa ada yang wajib & ada pula yang sunnah. Berikut puasa-puasa sunnah dalam setahun:
1. Puasa 6 hari di bulan Syawal
Dari Abu Ayyub Al-Anshory bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa sepanjang tahun.” (HR Muslim)Bagaimana jika seseorang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan, mana yang harus didahulukan? Dalam hal ini ada 2 pendapat:
- Yang afdhal adalah mengqadha puasa Ramadhan terlebih dahulu dengan alasan: (1) Perkara yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah; (2) Di dalam hadits di atas sangat jelas bahwa untuk mendapatkan pahala puasa sepanjang masa dapat diperoleh jika telah berpuasa sebulan penuh.
- Boleh mendahulukan puasa sunnah 6 hari syawal, kemudian setelah itu mengqadha puasa Ramadhan. Hal ini berdasarkan dalil QS 2:185, yang pada ayat tersebut Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan secara umum “...pada hari-hari yang lain” Maka dalam perkara ini terdapat keleluasaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa pada hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu & setahun yang akan datang.” (HR Muslim)3. Puasa pada hari Asyura’ (10 Muharram) & sehari sebelumnya
Dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa 'Asyuro (10 Muharram) dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari itu. (HR Bukhari & Muslim)4. Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban
Dari Abu Qotadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa pada hari ‘Asyuro’, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun yang telah lalu.” (HR Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan aku akan berpuasa pada hari yang kesembilan.” (HR Muslim)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, & tidaklah saya melihat beliau memperbanyak puasa dalam suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan sya’ban.” (HR Bukhari)5. Puasa Hari Senin & Kamis
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal-amal ditampakkan pada hari senin & kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku & aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)6. Puasa 3 hari setiap bulan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari senin, beliau bersabda: “Ia adalah hari ketika aku dilahirkan & hari ketika aku diutus (atau diturunkan (wahyu) kepadaku ).” (HR Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Kekasihku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shalat dhuha, & shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari Muslim)Lebih dianjurkan untuk berpuasa pada hari baidh yakni tanggal 13, 14 & 15 bulan Islam (Qomariyah). Berdasarkan perkataan salah seorang sahabat radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk berpuasa pada tiga hari ‘baidh’: tanggal 13, 14 & 15.” (Hadits Hasan, dikeluarkan oleh An-nasa’i & yang lainnya)7. Berpuasa sehari & berbuka sehari (Puasa Dawud ‘alaihis salam)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud, & shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Dawud, adalah beliau biasa tidur separuh malam, & bangun pada sepertiganya, & tidur pada seperenamnya, adalah beliau berbuka sehari & berpuasa sehari.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Beberapa hal yang terkait dengan Puasa Sunnah
- Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus dilakukan sebelum fajar.
- Seseorang yang berpuasa sunnah diperbolehkan membatalkan puasanya jika ia menghendaki, & tidak ada qodho atasnya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari datang kepadaku kemudian berkata: “Apakah engkau memiliki sesuatu (dari makanan)?”, kemudian kami berkata: “tidak”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau begitu saya berpuasa”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang pada hari yang lain kemudian kami katakan: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dihadiahi haisun (kurma yang dicampur minyak & susu yang dihaluskan), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bawalah kemari, sesungguhnya aku tadi berpuasa”, kemudian beliau memakannya (HR Muslim)
- Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan seizin suaminya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya menyaksikannya kecuali dengan seizinnya.” (HR Bukhari Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar