11.1.07

Diam adalah Perak (Bukan Emas!)

Ada kata mutiara yang berbunyi "Diam adalah emas". Apakah kata mutiara ini memang kata "mutiara"? Sebagai seorang muslim tentulah landasan yang paling valid yang harus kita pakai sebagai referensi adalah kitabullah (Al-Quran) & sunnah (yang diketahui dari hadist) Nabi shallallahu'alaihi wasallam. Apa yang hadist katakan tentang “diam” berikut sedikit uraiannya.
Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah & hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah & hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah & hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR Muslim)
Pada hadist riwayat Imam Bukhari di atas, Nabi shallallahu'alaihi wasallam menganjurkan kita agar berusaha untuk melakukan "berkata benar" terlebih dahulu (posisi emas), jika tidak bisa maka barulah "diam" dijadikan pilihan selanjutnya (posisi perak). Inilah makna Nabi shallallahu'alaihi wasallam menyebutkan terlebih dahulu fal yaqul khoiro (berkata yang benar) ketimbang yashmut (diam). Di sinilah seorang muslim dituntut untuk membiasakan diri mempertimbangkan kemanfaatan ucapannya sebelum mulutnya terbuka. Jika dirasa lebih bermanfaat maka hendaklah mengatakannya sedangkan jika kesia-siaan atau kemudharatnya lebih besar ketimbang manfaatnya hendaklah menahan lisannya atau diam.
"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang lain." (HR Bukhari & Muslim)

"Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." (HR Tirmidzi)

"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dg tangannya. Jika tidak bisa melakukannya dg tangannya, hendaklah ia mengubahnya dg lisannya. Jika tidak bisa melakukannya dg lisannya, hendaklah ia melakukan dg hatinya. Itulah iman yang paling lemah." (HR Muslim)

►Keutamaan Menjaga Lisan (Lidah tak Bertulang) & Buah Menjaga Lisan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar